LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Pemerintah Kabupaten Purwakarta kembali menggelar aksi tahunan bertajuk “Tukar Nasib,” di mana para pejabat daerah menggantikan tugas petugas kebersihan selama beberapa jam. Digelar Jumat (18/7/2025) di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, acara ini berlangsung meriah—lebih mirip panggung pencitraan ketimbang refleksi serius atas nasib ribuan pekerja kasar yang sebenarnya.
Dipimpin langsung oleh Bupati Saepul Bahri Binzein, kegiatan ini mengundang tepuk tangan simbolis dari publik, meskipun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kesejahteraan petugas kebersihan belum banyak berubah, selain status mereka yang sebagian besar masih outsourcing dengan gaji pas-pasan.
Dalam aksi teatrikal tersebut, para pejabat berpakaian oranye khas petugas kebersihan, sementara para petugas kebersihan “naik pangkat” untuk sehari: mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan dijamu makan malam lengkap dengan tontonan air mancur menari. Bonus jajan pun turut dibagikan sebagai bentuk apresiasi sesaat.
“Tanpa mereka, Purwakarta akan kumuh dan kotor,” ujar Bupati dalam pidato yang terdengar seperti pengakuan, namun belum tentu diikuti oleh tindakan nyata—misalnya, pengangkatan status kerja atau pemberian jaminan sosial memadai.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan empati pejabat agar tidak membuang sampah sembarangan. Namun publik bertanya-tanya: apakah empati bisa dibangun hanya dengan menyapu taman satu hari dalam setahun, lalu kembali ke kursi empuk dan mobil dinas keesokan harinya?
