Dalam klarifikasinya, Dedi menyesalkan pemberitaan media yang menurutnya keliru, dan meminta media bersikap obyektif. Namun belum terdengar penyesalan atas sistem pelaksanaan “pesta rakyat” yang ternyata lebih mirip ladang maut—yang ironisnya digelar dalam nama rakyat namun tanpa pengamanan untuk keselamatan dasar.
Tragedi Garut bukan soal di mana seorang gubernur berada pada satu titik waktu, melainkan di mana kebijakan berpihak—pada glamornya peragaan atau keselamatan rakyat? Di tengah sorotan lampu panggung, rakyat terinjak-injak di barisan paling belakang. Sementara para pejabat berlomba klarifikasi, tak satu pun terlihat berebut tanggung jawab.
Satu hal yang pasti: Rakyat tak butuh klarifikasi mewah, mereka butuh pemimpin yang hadir sebelum tragedi, bukan setelah catwalk.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”