ArtikelEkonomiLifestyleNasionalNewsPemerintah

Statistik Turun, Rakyat Bingung: Ketika Kemiskinan Disulap Jadi Optimisme

bhegins
×

Statistik Turun, Rakyat Bingung: Ketika Kemiskinan Disulap Jadi Optimisme

Sebarkan artikel ini
Miskintoons
Ilustrasi
tempat.co

LOCUSONLINE, SOLO – Di tengah wajah buruh yang masih pucat dan petani yang kian terhimpit harga pupuk, Presiden Prabowo Subianto membuka panggung optimisme di Kongres PSI 2025. Dengan penuh keyakinan, ia menyampaikan kabar gembira: angka kemiskinan dan pengangguran diklaim menurun.

Sayangnya, seperti sulap yang belum selesai, sang pesulap lupa menunjukkan bukti. “Ini BPS yang bicara,” ujar Prabowo tanpa memaparkan data rinci, Minggu (20/7).

Dalam pidatonya, Prabowo menyebut laporan dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) dan Menteri Investasi sebagai dasar klaimnya. Investasi disebut melejit lebih cepat dari yang diramal APBN, sementara kemiskinan disebut turun—meski data kemiskinan semester I 2025 justru belum dirilis.

“Kita sudah capai target Agustus ini, padahal tahun belum selesai,” katanya, seakan perekonomian telah lari sprint di atas treadmill data yang belum nyala.

Prabowo merujuk data lama: September 2024. Menurut BPS, kemiskinan memang turun menjadi 8,57%, berkurang 1,84 juta jiwa dibanding Maret 2023. Tapi itu catatan tahun lalu. Sedangkan data terbaru semester I 2025 ditunda oleh BPS sendiri karena alasan ‘peningkatan kualitas.’

Baca Juga : “Hari Bhakti Adhyaksa, Refleksi Peran Strategis Kejaksaan dalam Menegakkan Keadilan”

Praktisi Hukum Garut Sikapi Pesta Maut di Pendopo: Elite Melenggang, EO Jadi Kambing Hitam

Ironisnya, presiden sudah menyebar kabar baik lebih dulu sebelum data lengkap tersedia. Publik pun bertanya-tanya: apakah kebijakan berbasis data, atau data yang harus menyesuaikan pidato?

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) diklaim turun dari 4,82% jadi 4,76%. Upah buruh naik 1,78% jadi Rp3,09 juta. Namun, di banyak daerah, buruh tetap hidup pas-pasan dan mengeluh jam kerja semakin panjang dengan perlindungan yang tipis.

Lapangan kerja memang bertambah, tapi dominan di sektor informal—pasar yang rapuh, tanpa jaminan sosial, dan mudah dihempas krisis. Di sisi lain, BPS sendiri menyebut bahwa ketimpangan belum ditampilkan karena data belum tuntas.

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Bergabunglah dengan Tim Jurnalis Kami!

Apakah kamu memiliki passion dalam menulis dan melaporkan berita? Inilah kesempatan emas untuk bergabung dengan situs berita terkemuka kami! Locusonline mencari wartawan berbakat yang siap untuk mengeksplorasi, melaporkan, dan menyampaikan berita terkini dengan akurat dan menarik.

Daftar

🔗 Tunggu apa lagi!

Daftar sekarang dan jadilah bagian dari tim kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow