LOCUSONLINE, GARUT — Dalam forum bertajuk “Sosialisasi Industri” yang digelar di Aula Kecamatan Cibatu pada Selasa (22/7/2025), Bupati Garut Abdusy Syakur Amin kembali melemparkan cermin retak kepada warganya: angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Garut hanya Rp26 juta per tahun jauh di bawah rerata Jawa Barat dan nasional.
Dengan nada prihatin yang sudah jadi langganan pidato pembangunan, Syakur menjelaskan pentingnya keterampilan dan pendidikan sebagai kunci keluar dari jurang kemiskinan. Namun, solusi yang dilontarkan lebih menyerupai nasihat motivator ketimbang langkah konkret pemerintah daerah.
“Kita itu paling rendah,” ucapnya tanpa ragu, sambil menguraikan definisi PDRB layaknya guru ekonomi di kelas darurat. Ia lalu mencontohkan petani yang akan berhasil jika diberi pupuk dan bibit unggul sebuah analogi lama yang berulang dipakai sejak era Orde Baru namun jarang dibarengi kebijakan riil.
Namun, kejujuran kecil terlontar juga. “Punya keterampilan, punya pendidikan, teu boga alat kumaha?” katanya, menyiratkan pengakuan bahwa rakyat disuruh lari dalam lomba tanpa sepatu, sambil berharap ada investor entah dari mana yang akan menolong.
Baca Juga : Statistik Turun, Rakyat Bingung: Ketika Kemiskinan Disulap Jadi Optimisme
Kopdes Merah Putih: Mimpi Besar di Atas Meja, Kenyataan Masih di Pelosok
Solusi yang diusung pun sudah bisa ditebak: investasi, belanja pemerintah, dan konsumsi rumah tangga. Tiga pilar lama yang nyaris tak menyentuh akar persoalan seperti akses lahan, distribusi sumber daya, dan ketimpangan kebijakan.
Ironisnya, pemerintah daerah tetap mengklaim “komitmen” untuk mensejahterakan rakyat, meski yang lebih sering terdengar adalah ajakan untuk bersabar dan bersyukur, ketimbang bukti konkret dalam bentuk fasilitas, pelatihan terarah, atau dana bergulir yang nyata.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”