LOCUSONLINE, GARUT — Di sebuah aula sekolah dasar di jantung Kota Garut, sekelompok guru PAUD dikumpulkan. Bukan untuk belajar metode bermain sambil belajar, bukan pula untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Hari itu, mereka diberi peran baru: garda terdepan dalam memberantas stunting. Kamis, 24 Juli 2025
Kegiatan bertajuk Pembinaan Kelembagaan dan Manajemen PAUD terkait Percepatan Penurunan Stunting digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, dan seperti biasa, ia dibuka dengan narasi kolaborasi lintas sektor yang “rutin” dilakukan rutin diadakan, meski hasilnya jarang jadi bahan evaluasi publik.
”Ini merupakan suatu kolaborasi antara semua unsur yang ada di Kabupaten Garut, kita untuk percepatan penurunan stunting yang selalu diadakan,” ujar Awat Setiawati, Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Garut, dengan percaya diri, seolah menyatukan guru TK dan perawat Puskesmas dalam satu barisan adalah formula mujarab melawan krisis gizi kronis.
Menurutnya, kegiatan ini adalah bukti nyata bahwa Dinas Pendidikan tidak tinggal diam soal stunting. Bukti nyata itu berupa forum tatap muka di aula, diisi paparan, pernyataan semangat, dan seruan-seruan penuh harapan.
”Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan ini, merupakan bentuk nyata dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sebagai kolaborasi dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Garut khususnya pada satuan lembaga PAUD,” terang Awat.
Sementara itu, perwakilan Bunda PAUD Kabupaten Garut, Empat Patimah Sambas, hadir memberikan dukungan moral yang menggebu. Ia menyebut guru-guru PAUD, terutama di desa-desa, sebagai aktor utama pencegahan stunting. Bukan tenaga kesehatan, bukan ahli gizi, tapi para pendidik anak usia 4 sampai 6 tahun kini dijadikan penjuru solusi.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”