Baca Juga : KORPRI GARUT: Dari Wadah ASN Menuju Warung Bancakan Berjamaah
Bupati juga menyelipkan bahwa investasi adalah jawaban utama. Karena, seperti biasa, harapan ekonomi lokal bertumpu pada investor dari luar meskipun pengalaman membuktikan bahwa yang sering panen keuntungan bukanlah warga lokal, melainkan korporasi besar yang datang dengan janji manis dan pulang dengan untung bersih.
Kemudian, beliau menjabarkan empat pilar PDRB: belanja konsumen, rumah tangga, investasi, dan pemerintah. Belanja pemerintah, katanya, masih kecil, tapi dampaknya besar. Ya, besar meski sayangnya belum selalu terasa hingga meja makan warga yang masih sering kosong lauk.
Di akhir orasinya, sang Bupati mengajak semua pihak untuk menjadikan PDRB bukan sekadar angka. “Ini refleksi kesejahteraan,” tegasnya. Pernyataan yang tampak inspiratif kalau saja tak terlalu mirip dengan kalimat penutup pidato-pidato sebelumnya, yang efeknya hilang tak lama setelah upacara bubar.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”