“Jika program kesehatan hanya berhenti di peluncuran, maka yang sehat bukan anak-anaknya, tapi citra pemerintahannya. Sementara itu, anak-anak terus tumbuh dalam lingkungan yang tidak pernah benar-benar disembuhkan”
LOCUSONLINE, GARUT – Dengan penuh semangat simbolis, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di lingkungan sekolah, Jumat (8/8/2025), bertempat di SD Muhammadiyah 5 Garut Kota. Kegiatan ini mencakup serangkaian pemeriksaan dasar kesehatan siswa, dari tinggi badan, tekanan darah, hingga penglihatan semuanya ditangani oleh petugas dari Puskesmas Pasundan.
Tujuannya mulia: mencetak “generasi emas 2045” yang sehat jasmani. Tapi seperti biasa, yang jadi pertanyaan: sehat di mana dan untuk siapa?
Peluncuran program CKG tampak seperti potret klasik intervensi pemerintah yang bertumpu pada acara seremonial, bukan sistem jangka panjang. Pemeriksaan dilakukan satu kali, di satu sekolah, lalu ditutup dengan sambutan manis dan ucapan terima kasih.
“Kami ingin anak-anak Garut sehat, karena mereka generasi masa depan,” ujar Bupati Syakur dengan nada harapan.
Namun tak ada penjelasan tentang keberlanjutan: Apakah ada rencana monitoring tahunan? Bagaimana penanganan jika ditemukan gangguan kesehatan? Siapa yang menjamin akses lanjutan ke layanan medis? Atau ini hanya parade media jelang target politik?
Baca Juga : Kisruh PDAM: Kemendagri Main Aman, Balas Budi Bupati Garut Jadi Prioritas
Dalam pidatonya, Bupati juga menyerukan pentingnya olahraga rutin dan imunisasi sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan siswa. Agustus disebut sebagai Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan masyarakat diminta mendukung penuh.
Lalu, datanglah kalimat pamungkas tentang kawasan bebas rokok di sekolah.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”