Pada 31 Juli 2025, antara pengurus lama dan Pelaksana Tugas hasil SK darurat, tercapai sebuah “rekonsiliasi” yang dibalut dalam Berita Acara Mediasi. Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah ini murni proses rekonsiliasi atau hanya kesepakatan politis untuk menyelamatkan muka organisasi?
Tanpa proses evaluasi terbuka, tanpa audit kinerja atau penjelasan kepada publik mengenai akar konflik, publik dipaksa menerima kenyataan: Hilman tetap di puncak. Status quo terjaga.
Seiring pemulihan ini, PWI Pusat menerbitkan SK No. 374-PLP/PP-PWI/2025 yang menyisipkan beberapa perubahan kecil. HRM Dadang Donoroso kini menggantikan Hardiyansyah sebagai Wakil Ketua Bidang Pembinaan Daerah, sementara Hardiyansyah turun pangkat menjadi Wakil Sekretaris. Mutasi lainnya seperti Wawan Ruswana ke Seksi Pendidikan hingga masuknya nama-nama seperti Arihta U. Surbakti dan Deddy Julyawan menunjukkan wajah baru yang sebenarnya tidak terlalu baru.
Apakah ini bagian dari peremajaan organisasi, atau hanya rotasi nama untuk menampakkan kesan segar? (Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”