Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengaku telah menyiapkan pengganti bagi siswa yang keluar. “Kalau memang sudah pilihan keluarga, kita tidak bisa memaksa. Penggantinya sudah ada, tinggal masuk,” katanya. Alasannya pun beragam: tidak siap tinggal di asrama, tidak mau jauh dari orang tua, hingga harus menjaga orang tua tunggal.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, memilih santai. Baginya, ini hanya proses adaptasi. “Habitat baru memang begitu, ada yang betah, ada yang pulang kampung. Tidak masalah,” ucapnya. Ia mengingatkan bahwa masih ada jutaan anak yang butuh sekolah, sehingga setiap kursi kosong akan segera terisi.
Dengan anggaran Rp48 juta per siswa per tahun mulai dari seragam, makan, hingga kasur asrama Sekolah Rakyat sejatinya punya peluang menjadi jembatan emas pendidikan. Namun, seperti kata Prof. Lala, jembatan itu sebaiknya dibangun dari ujung yang sama-sama disepakati, bukan dari menara gading ke kampung tanpa papan penunjuk arah.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”