“Selasa malam (19/8/2025), Presiden Prabowo Subianto mengubah Hambalang dari sekadar monumen proyek mangkrak menjadi “Istana Bayangan.” Di kediaman pribadinya itu, ia memanggil para menteri dan pejabat top negara untuk rapat darurat tertutup selama empat jam.”
JAKARTA – Selasa malam (19/8/2025), Presiden Prabowo Subianto memutuskan negara bisa diurus bukan dari Istana, tapi dari Hambalang. Lokasinya: kediaman pribadinya yang lebih sering muncul di berita kasus masa lalu ketimbang di buku sejarah kepresidenan.
Rapat berlangsung empat jam lebih, tertutup, dan mendadak. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut, bahasannya serius: tambang ilegal, hutan, hingga koordinasi program pusat-daerah. Serius, tapi entah kenapa tempatnya lebih mirip markas rapat ormas daripada kantor kepala negara.
Yang hadir pun tokoh papan atas: Mendagri Tito Karnavian, Menko Pangan Zulhas, Menteri ESDM Bahlil, Menlu Sugiono, Mensesneg Prasetyo Hadi, Jaksa Agung Burhanuddin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, hingga Panglima TNI Agus Subiyanto. Singkatnya, separuh pengendali negara dipindahkan ke Hambalang untuk rapat darurat.
Baca Juga :
Rakyat Dapat Janji, DPR Dapat Tunjangan Tinggi : Hidup Adil Versi Senayan
Tito mengaku ada program pemerintah yang dibahas, tapi buru-buru pasang pagar: “Ada beberapa yang saya tidak bisa sebutkan di sini.” Terjemahan bebas: ada yang penting, tapi jangan harap publik tahu.
Akhirnya publik cuma bisa menebak: apakah Hambalang kini berfungsi ganda sebagai rumah, ruang rapat kabinet, atau justru co-working space paling eksklusif di negeri ini? Yang jelas, urusan negara rasa arisan keluarga, minus konsumsi tumpeng.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”