“Proyek sederhana menunjukkan bahwa pembangunan tak selalu harus megah dan serba mesin. Kadang, dengan modal kebersamaan, desa bisa melahirkan perubahan nyata seperti air yang kini mengalir deras ke sawah-sawah Talagasari.”
LOCUSONLINE, GARUT – Di bawah terik matahari, suara cangkul bertemu tanah basah di Kampung Citangtu, Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora. Belasan warga bergantian mengaduk semen, mengangkut batu, dan melapisi saluran irigasi. Bukan kontraktor, bukan pula buruh proyek luar kota semua pekerja adalah warga setempat yang bergotong royong membangun saluran air untuk sawah mereka sendiri.
Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dari APBN Tahun Anggaran 2025 ini membawa angin segar. Dengan anggaran sebesar Rp195 juta, proyek dikerjakan secara swakelola oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas), sehingga manfaatnya langsung dirasakan warga.
Ketua RW 14, Dadang (58), mengaku bangga. Bagi dia, bukan sekadar beton dan air yang mengalir, tapi rasa memiliki yang tumbuh dari kebersamaan.
“Alhamdulillah, irigasi ini akhirnya dibangun. Dulu sawah kami sering kekurangan air karena tidak ada drainase. Sekarang warga ikut kerja bareng, hasilnya juga untuk kita semua,” katanya sambil mengusap keringat.
Dalam pengerjaan, sekitar 12 warga dilibatkan sebagai tenaga utama, plus 4 orang pekerja langsir untuk membawa material ke lokasi yang medannya cukup sulit. Bagi mereka, proyek ini bukan sekadar pekerjaan sementara, tapi juga bentuk gotong royong yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca Juga : Bupati Garut Disoraki Gara-gara Salah Baca Pancasila, Jangan-jangan Baca APBD Juga Salah?
Selain memperbaiki pengairan sawah, proyek ini memberi penghasilan tambahan bagi warga yang ikut bekerja. Saluran irigasi yang dulu hanya angan-angan, kini berdiri kokoh berkat kerja keras tangan-tangan lokal.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”