“Garut ternyata punya “prestasi” pendidikan yang sulit disaingi: IPM ke-26 dari 27 kabupaten/kota, Rata-rata Lama Sekolah mentok 7 tahun, dan PKBM yang jumlahnya ada di data tapi alamatnya entah di mana.”
LOCUSONLINE, GARUT – Aula Dinsos Garut, Jalan Patriot, hari ini mendadak jadi ruang curhat pendidikan. Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, memanggil para korwil dan pegawai Disdik bukan untuk rapat santai, tapi untuk mengingatkan bahwa tata kelola pendidikan di Garut jangan lagi seperti warung kopi: rame obrolan, kosong laporan.
Dalam arahannya, Bupati menegaskan Garut masih punya PR segunung. “Kita ini ketertinggalannya bukan karangan saya, tapi kenyataan. Jadi mari kita kejar bareng-bareng,” ujarnya, seakan memberi motivasi lari marathon pada atlet yang baru bangun tidur.
Isu paling panas: PKBM alias Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Dari seribu satu yang terdaftar, hampir 90% ternyata nggak terakreditasi, bahkan keberadaannya pun diragukan. “PKBM di Garut ini mirip mantan status ada, tapi keberadaannya nggak jelas,” celetuk seorang peserta rapat sambil nyoret-nyoret buku catatan.
Kepala Dinas Pendidikan, Asep Wawan, tampil dengan data yang bikin dahi berkerut.
IPM Garut: 69,9 (alias ranking 26 dari 27, hanya lebih baik dari ‘kabupaten yang belum lahir’).
Rata-rata lama sekolah: 7,85 tahun, kalah jauh sama rata-rata Jabar.
Harapan lama sekolah: 12,17 tahun, padahal kalau dihitung dengan doa dan harapan orang tua, harusnya bisa 20 tahun.
Masalah guru juga tak kalah tragis: 92% guru PAUD belum bersertifikat. Artinya, lebih banyak yang punya sertifikat vaksin daripada sertifikat guru.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”