LOCUSONLINE, GARUT– Biasanya sekolah itu tempat belajar matematika atau hafalan Pancasila, tapi kali ini beda: relawan Garut resmi punya Sekolah Vertical Rescue. Sekda Garut, Nurdin Yana, membuka acara di halaman BPBD Garut, Jumat (12/9/2025), sambil menegaskan bahwa 80 persen wilayah Garut memang lebih cocok untuk panjat tebing daripada jadi kota metropolitan.
“Kalau di Garut jatuh ke jurang, itu bukan musibah, itu takdir geografi. Jadi pelatihan ini penting biar kita bisa naik lagi, bukan sekadar pasrah,” ucap Nurdin yang disambut tepuk tangan para peserta.
Sekolah ini terselenggara berkat kerja sama Pemkab Garut dengan Vertical Rescue Indonesia (VRI). Menurut Komandan VRI, Tedi Ixdiana, Garut dipilih bukan tanpa alasan. “Di sini jurang berjejer, air terjun bertingkat, gunung saling sapa, pokoknya lengkap buat latihan. Kalau relawan sudah bisa di Garut, jatuh ke lubang manapun pasti siap,” katanya.
Baca Juga : Bupati Garut: Pendidikan Harus Profesional, Data Bilang Sebaliknya
Materi pelatihan pun terdengar seperti daftar persiapan film aksi: naik, turun, menyeberangkan korban di ketinggian, lengkap dengan harness, cincin kait, sampai mesin bor. Kalau ditambah drone dan soundtrack dramatis, relawan Garut siap ikut Mission Impossible edisi lokal.
Kepala BPBD Garut, Aah Anwar, melaporkan ada 44 peserta gabungan dari BPBD, FPRB, Tagana, Satpol PP, dan relawan masyarakat. Ia berharap keterampilan yang dipelajari bisa dipakai bukan cuma buat evakuasi korban bencana, tapi juga buat “menolong rakyat yang jatuh ke jurang kemiskinan”—meski yang terakhir belum ada harness yang cukup kuat.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”