“650 miliar sudah disebut, tahun sudah ditargetkan, janji sudah dilontarkan. Tinggal menunggu: apakah yang lebih cepat, pembangunan tuntas atau kesabaran rakyat yang habis?”
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta kembali menggelar ritual tahunan: rapat Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Jumat (19/9/2025). Agenda utamanya, tentu saja, menakar berapa tebal dompet rakyat yang harus disisihkan agar jalan-jalan Purwakarta bisa bertransformasi dari penuh tambalan menjadi (semoga) mulus.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Didi Garnadi, mengaku pihaknya butuh Rp650 miliar untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur hingga tahun 2028. Angka fantastis ini disebut sebagai tiket menuju Purwakarta tanpa lubang, meski realisasinya masih harus menunggu kesabaran warga tiga tahun ke depan.
Di sisi lain, Bupati Saepul Bahri Binzein bersama Wakil Bupati Abang Ijo Hapidin berjanji fokus pada infrastruktur di 2026. Namun, seperti biasa, dengan catatan kecil: “tidak mengabaikan yang lain.” Catatan ini biasanya berujung pada anggaran yang menyebar ke banyak pos, meski lubang jalan tetap jadi pemandangan sehari-hari.
Baca Juga : Akses Jalan Menuju Wisata Situ Cangkuang Rusak, Warga Tagih Janji Bupati
Ketua Banggar yang juga Ketua DPRD Purwakarta, Sri Puji Utami, didampingi tiga wakilnya, ikut mengamini usulan tersebut. Pertanyaannya: apakah Rp650 miliar ini akan benar-benar membuat jalan rata, atau hanya membuat perut birokrasi yang semakin rata oleh jamuan rapat?
Sekda Purwakarta sekaligus Ketua TAPD, Norman Nugraha, mengingatkan bahwa pendapatan daerah masih naik-turun bak jalan bergelombang. Dari semula Rp2,7 triliun, rancangan 2026 ditargetkan Rp2,8 triliun, dengan PAD Rp1 triliun. Namun dana transfer pusat seperti DAU, DAK, dan DBH justru mengalami penurunan signifikan alias jalan menuju pendanaan mulus justru makin berlubang.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”