“DBH semula 192 miliar, ternyata hanya dapat 45,1 miliar. DAU turun dari 446 miliar jadi 337 miliar. DAK juga menyusut sekitar 30 miliar. Jadi, ibaratnya kita mau bangun rumah mewah, tapi bahan bangunan dikirim setengahnya,” kata Norman dalam rapat.
Bagaimana menyiasatinya? Pemerintah daerah berjanji akan mengoptimalkan pendapatan asli daerah. Entah lewat apa, mungkin retribusi parkir, pungutan warung kopi, atau inovasi lain yang biasanya lebih kreatif dari hasil akhirnya.
Rapat Banggar ini dihadiri para kepala dinas lintas sektor. Semua tampak serius mencatat, meski warga Purwakarta di luar gedung mungkin lebih sibuk mencatat berapa kali ban motornya bocor karena jalan berlubang.(Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”