“Dengan resep baru, Gubernur optimistis bisa mengubah pola hidup masyarakat Jabar. Dari yang biasanya menghabiskan Rp10 ribu buat seblak level pedas jadi investasi tabungan Rp5 ribu. Sisanya? Bisa direbus jadi telur dua biji.”
LOCUSONLINE, BANDUNG – Infrastruktur sekolah boleh megah, tapi menurut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang bikin kantong rakyat jebol justru bukan SPP, melainkan cilok, seblak, dan kopi kafe.
Dalam pidatonya, Dedi mengaku sejak awal fokus membangun SD hingga SMK, namun cepat sadar bahwa masalah pendidikan tak berhenti di gedung sekolah. “Sekolah gratis enggak ada masalah, tapi ongkos Rp30 ribu. Belum lagi jajannya Rp10 ribu,” ujarnya sambil menyebut bahwa bahkan anak pemulung pun punya uang jajan minimal Rp5 ribu.
Baca Juga : 569 Pelajar Tumbang Usai Santap “Makan Bergizi Gratis” di Garut
Tak heran, ia dengan bangga mengklaim melarang study tour, melarang outing class, dan melarang jajan. “Karena kalau anak-anak berhenti jajan, otomatis angka kemiskinan turun,” tegasnya, seakan inflasi bisa dikendalikan hanya dengan menukar basreng jadi telur rebus.
Dedi pun meluncurkan ide revolusioner: sekolah mulai jam 06.30. Tujuannya bukan soal kurikulum, tapi agar orang tua ikut tidur jam 08.00 malam, sehingga budaya nongkrong Rp50 ribu di kafe otomatis punah. “Pacaran dari jam 3 sore sampai jam 10 malam itu rugi. Lebih baik tidur,” katanya serius.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”