“Satir paling tajam lahir dari kalimat Purbaya sendiri:
“Enggak ada uang anggur di kementerian.” kalau begitu, apakah uang rakyat kini resmi jadi pekerja lepas yang bisa sewaktu-waktu dipindahkan shift-nya oleh negara?”
LOCUSONLINE, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa punya resep sederhana menghadapi anggaran negara yang malas terserap: rampas, pindahkan, atau tukar dengan beras 10 kilogram. Semua demi menghindari uang rakyat berakhir jadi “tabungan tak produktif” di kas negara.
“Daripada nganggur, lebih baik saya ambil. Saya yang bayar bunganya, jadi jangan biarin duit tidur. Kalau enggak bisa dipakai, kita kasih langsung ke rakyat dalam bentuk 2×10 kg beras. Fair kan?” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (21/9).
Purbaya menegaskan, langkahnya bukan bentuk teguran bagi kementerian yang lelet, melainkan “bantuan percepatan”. Meski dalam praktiknya terdengar lebih mirip ancaman halus: serap anggaranmu, atau kami serap untuk yang lain.
Baca Juga : 569 Pelajar Tumbang Usai Santap “Makan Bergizi Gratis” di Garut
Di rapat terpisah, Purbaya bahkan menegaskan tenggat waktu ala “deadline kantor”: jika hingga akhir Oktober Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap loyo penyerapannya, maka Kemenkeu akan menghitung ulang dan langsung mengalihkan. Bisa ke bantuan sosial, bisa juga sekadar menambal defisit dan cicilan utang.
“Enggak ada uang nganggur di kementerian. Uang rakyat bukan buat disimpen kayak deposito, tapi dipakai. Kalau enggak, ya saya yang pakai,” tegasnya.
Strategi “stick and carrot” ala Menkeu ini diamini Presiden Prabowo Subianto. Bedanya, stick dipegang Purbaya, carrot berupa tambahan anggaran jadi iming-iming bila program bisa cepat menelan duit.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”