“Program MBG sejatinya adalah niat baik. Namun, tanpa higienitas, niat baik bisa berubah jadi tragedi massal. Apalagi jika perut rakyat dijadikan laboratorium berjalan. Seperti kata pepatah lama yang kini relevan: “Jangan sampai nasi menjadi bubur… yang terkontaminasi bakteri.”
LOCUSONLINE, BANDUNG BARAT – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai wujud kasih sayang negara kepada perut rakyat, mendadak berubah jadi pesta bakteri. Alih-alih kenyang bergizi, sedikitnya 1.333 orang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) justru bergiliran antre ke posko kesehatan akibat keracunan massal.
Tak cukup di Bandung Barat, “gelombang mual nasional” ini merambah ke 657 orang di Garut. Perut rakyat seolah kompak menyuarakan kritik dalam bahasa yang paling jujur: muntah, diare, hingga pusing tujuh keliling.
Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar, mengakui beberapa pasien bahkan datang kembali ke posko setelah sebelumnya sempat dipulangkan.
“Saya sampai hafal wajah pasiennya, soalnya semalam ada empat orang balik lagi padahal kemarin sudah dinyatakan membaik,” ungkap Lia, seolah sedang menceritakan tamu langganan klinik.
Hasil laboratorium akhirnya membongkar biang kerok. Bukan oposisi, bukan isu politik, melainkan Salmonella dan Bacillus cereus dua bakteri yang sukses mencuri panggung dari program pemerintah.
Baca Juga : Gerakan Tanam 1.000 Pohon di Sukawangi: Pohon Tumbuh, Janji Ekonomi Hijau Masih Menunggu
Kepala Labkesda Jabar, dr. Ryan Bayusantika Ristandi, menyebut bakteri ini bersarang di komponen karbohidrat MBG.
“Jika makanan disimpan lebih dari enam jam di suhu ruang, bakteri akan berkembang biak dengan bahagia,” jelas Ryan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”