“Jadi, kalau tahun depan baliho APBD berkurang, bukan berarti Garut kehilangan “hebat”. Bisa jadi, justru itu tanda Garut mulai belajar “hemat”.”
LOCUSONLINE, GARUT – Bupati dan Wakil Bupati boleh saja bicara “Garut Hebat”, tapi anggaran tahun depan tampaknya lebih pas disebut “Garut Hemat”. Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Garut tahun 2026 dipastikan susut Rp 436 miliar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, tak mau basa-basi. Saat memimpin apel gabungan di Lapangan Setda Garut, Senin (29/9/2025), ia langsung menegaskan: semua program harus realistis, berhenti jadi ajang pencitraan, dan kembali ke rel pelayanan masyarakat.
“Semua kegiatan harus berorientasi pada visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati, selaras dengan provinsi dan pusat. Jangan sampai APBD yang turun, tapi gaya hidup program malah naik,” sindir Nurdin.
Surat dari Dirjen Perimbangan Keuangan (Nomor S-62/PK/2025) jadi alarm: alokasi Transfer ke Daerah (TKD) 2026 lebih kecil dibanding 2025. Alias, uang masuk makin tipis.
Zona Integritas: Antara Fondasi Kokoh dan Janji yang Masih Retak
Namun, birokrasi tetap kaya jargon. Nurdin menyebut “Asta Cita” Jawa Barat dan “Garut Hebat” sebagai pedoman program. Bedanya, kali ini “hebat” harus bisa diterjemahkan dalam bentuk bubur panas yang sampai ke rakyat, bukan hanya spanduk penuh warna.
Sekda juga mengingatkan para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar tidak lagi menjadikan APBD sebagai tabungan kegiatan seremonial.
“Tolong pahami, mulai sekarang sudah dirancang sedemikian rupa. Mana yang bisa dianulir, mana yang tetap. Jangan sampai kegiatan hanya untuk melayani kepentingan internal,” ujarnya, yang terdengar seperti nasihat lama: kurangi rapat di hotel, perbanyak turun ke lapangan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”