Menutup pernyataannya, KDM menegaskan bahwa kebijakan ini bukan anti-tambang, melainkan pro-kehidupan. Ia mengajak semua pihak, termasuk para penambang yang merasa dirugikan, untuk duduk bersama merumuskan pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
“Jawa Barat bukan hanya milik generasi sekarang, tapi juga generasi cucu-cucu kita. Jangan sampai yang kita wariskan hanya jalan bolong, paru-paru hitam, dan air mata,” pungkasnya.
Demo tambang di Parung Panjang sejatinya memperlihatkan siapa yang paling dirugikan. Sopir truk kehilangan setoran, pengusaha kehilangan laba, sementara rakyat kehilangan jalan, kesehatan, bahkan nyawa.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”