Satirnya, program bernama Makan Bergizi Gratis kini menambah satu paket: Rawat Inap Gratis.
Hasil laboratorium Dinas Kesehatan Jabar memperlihatkan makanan MBG di Kabupaten Bandung Barat mengandung Salmonella dan Bacillus Cereus. Kepala UPTD Labkes, Ryan Bayusantika, menyebut bakteri itu bersumber dari komponen karbohidrat.
“Makanan itu memang bergizi, tapi sayangnya lebih bergizi untuk bakteri daripada anak-anak,” ujarnya satir.
Di tengah sorotan, Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan MBG akan tetap jalan dengan anggaran Rp1,2 triliun per hari mulai 2026, atau Rp335 triliun setahun.
Baca Juga : DPR Sahkan RUU BUMN: Dari BUMN untuk BUMN, Rakyat Nonton Saja
Untuk tahun ini, anggaran MBG Rp99 triliun, dengan realisasi baru Rp19,3 triliun. “Tahun depan penyerapannya pasti. Rp1,2 triliun per hari, tidak ada masalah,” ujar Dadan penuh optimisme.
Publik pun menilai: kalau kecepatan bakteri berkembang biak sebanding dengan kecepatan anggaran terserap, mungkin MBG akan tercatat sebagai program paling efektif dalam sejarah republik.
Kasus ini kini juga diusut Komnas HAM. Ketua Komnas HAM Anis Hidayah menyebut ada potensi pelanggaran HAM karena anak-anak dijadikan “korban massal uji coba gizi”. Laporan resmi dijanjikan keluar dalam 1–2 hari ke depan.
Sebagai upaya tambahan, BGN membuka hotline aduan di dua nomor: 088293800268 dan 088293800376. Layanan ini diklaim bisa menampung laporan sekaligus menjawab pertanyaan masyarakat soal standar kualitas makanan MBG.
Publik berharap hotline ini bukan sekadar tempat curhat warga, melainkan pintu masuk perbaikan nyata agar program makan gratis tidak terus jadi bahan lelucon pahit.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”