“Dalam konteks politik anggaran, proyek Rp 50 miliar ini mungkin tidak seberapa dibanding deretan proyek jalan lain yang bernasib mirip: menunggu kucuran dana, dilewati musim hujan, lalu kembali dibahas di rapat tahun depan.”
LOCUSONLINE, BANDUNG – Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Infrastruktur Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (30/9/2025), kembali menjadi panggung adu usulan proyek miliaran rupiah. Kali ini, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengibarkan bendera prioritas untuk jalur Pamegatan–Banjarwangi, jalan yang disebut membutuhkan biaya “lebih dari Rp50 miliar” agar bisa berubah status dari lubang ke lubang menjadi lintasan beraspal mulus.
Dalam forum yang biasanya lebih banyak berisi peta, pointer, dan janji anggaran, Bupati Garut tampil dengan nada serius. “Kami mengusulkan pembangunan jalan ini dibantu Pemerintah Provinsi, bahkan kalau perlu juga Pemerintah Pusat. Karena nilainya besar sekali,” ujarnya.
Pamegatan–Banjarwangi kini resmi menjadi proyek infrastruktur “super prioritas” Kabupaten Garut tahun 2026. Status prioritas ini menandai tradisi tahunan: setiap kepala daerah memilih satu jalan yang dianggap paling rusak, paling mahal, dan paling pantas dipamerkan dalam rapat resmi.
Warga setempat tentu berharap jalan tersebut akhirnya bisa dilalui tanpa harus menyiapkan ban serep dan obat anti-mabuk. Namun publik juga tak lupa, jalan “prioritas” sering kali hanya sebatas istilah yang berpindah dari dokumen satu ke dokumen berikutnya.
Sekolah Rakyat Garut Dibuka: Harapan Besar di Gedung Pinjaman
Ruas Pamegatan–Banjarwangi digadang-gadang mampu memperlancar distribusi barang, jasa, dan mimpi pembangunan. Meski begitu, masyarakat sudah cukup hafal bahwa kata “jalur prioritas” biasanya lebih dulu hadir di baliho ketimbang di aspal.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”