Dukungan juga datang dari Nur Khotimah, Ketua Suara Perempuan Nusantara (SPN), yang hadir sebagai tim penguatan saksi/korban dan keluarga. Ia menyebut tekanan psikologis para tahanan semakin berat, bukan hanya karena jeruji besi, tapi juga karena beban keluarga yang ikut terguncang.
Sementara itu, Dittahti Polda NTB lembaga yang bertugas menjaga tahanan dan barang bukti kini juga “mengasuh” empat aktivis yang menjadi simbol bagaimana kebebasan sipil bisa berubah jadi barang sitaan negara.
NGO dan LSM berharap perjuangan ini dapat mengembalikan “barang bukti demokrasi” yang hilang. Sebab, yang dipertaruhkan bukan hanya nasib empat orang, tetapi juga masa depan ruang berekspresi publik di NTB.(Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














