LOCUSONLINE, SOLO – Ucapan selamat atas pengukuhan dan pelantikan Ketua serta jajaran Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025–2030 yang digelar di Monumen Pers Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/10/2025), mengalir deras dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintah, TNI, Polri, politisi, tokoh masyarakat, hingga warga biasa.
Tak hanya melalui kehadiran langsung, dukungan juga ditunjukkan lewat ratusan karangan bunga yang membanjiri kawasan Monumen Pers sejak pagi. Karangan bunga berjejer rapi di sepanjang Jalan Gajah Mada dan Jalan Yosodipuro, Banjarsari, Surakarta, menjadi pemandangan meriah yang menandai momen penting bagi insan pers nasional.
Salah satu ucapan datang dari Dodo (47), seorang pengusaha asal Purwakarta, Jawa Barat, yang menyampaikan selamat dan dukungan atas pelantikan pengurus baru. “Kami berharap kepengurusan baru ini dapat terus menjaga marwah pers Indonesia,” ujarnya.
Pelantikan tersebut dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah, termasuk perwakilan PWI provinsi dan kabupaten, jajaran mitra strategis PWI, pimpinan media nasional, pejabat negara, serta tokoh masyarakat. Acara ini menjadi momentum bersejarah bagi PWI karena dilaksanakan di tempat kelahiran organisasi tersebut.
Baca Juga :
Dua Kursi Satu Nama: Penunjukan Ganda Nina Herlina di Purwakarta Tuai Tanda Tanya
“Pelantikan pengurus PWI Pusat di Monumen Pers Surakarta memiliki nilai historis. Di sinilah, pada 9 Februari 1946, para tokoh pers mendeklarasikan berdirinya PWI sebagai wadah persatuan wartawan. Monumen Pers menjadi saksi perjuangan panjang pers Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan, demokrasi, dan kebebasan pers,” ujar Asep Abdullah, panitia lokal.
Acara pelantikan diawali pembacaan Surat Keputusan oleh Sekretaris Jenderal PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, dilanjutkan pemanggilan jajaran pengurus dan pembacaan naskah pengukuhan oleh Ketua Umum PWI, Akhmad Munir. Dalam sambutannya, Munir menegaskan bahwa semangat persatuan dan profesionalitas menjadi fokus utama kepengurusan periode 2025–2030.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”