“PWI lahir dari semangat perjuangan dan persaudaraan. Persatuan adalah kata kunci bagi kita semua. Wartawan harus memastikan informasi yang disajikan kepada publik adalah makanan bergizi, bukan racun yang menyesatkan,” tegas Munir.
Selain pelantikan, acara juga diisi dengan dialog publik bertema “Merawat Keadaban Bangsa di Tengah Desakan Epidemi Disinformasi dan Supremasi Kecerdasan Buatan”. Dialog ini menghadirkan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria, Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, serta Ketua PWI Bidang Pendidikan Agus Sudibyo, dengan Wahyu Muryadi sebagai moderator.
Menkomdigi Meutya Hafid turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap keberhasilan rekonsiliasi dan penyatuan PWI setelah hampir dua tahun mengalami dinamika internal.
“Pemerintah tidak pernah mengintervensi proses rekonsiliasi PWI. Kami hanya mengorkestrasi agar prosesnya berjalan damai. Persatuan ini lahir dari semangat para insan pers sendiri,” ujar Meutya.
Acara pelantikan juga dimeriahkan oleh penampilan penyanyi keroncong dan campursari kenamaan asal Solo, Endah Laras, yang menambah nuansa budaya dalam momentum penting dunia jurnalistik Indonesia.(Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









