“Sementara Nurjanah menanti kepulangan dari rumah majikan di Irak, aparat dan pejabat di tanah air masih saling lempar “bola tanggung jawab”. Rakyat berharap ada tindakan cepat, tapi yang cepat justru hanya publikasi konferensi pers dan foto-foto pejabat berpose serius.”
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Nurjanah, warga Desa Sawahkulon, Pasawahan, Purwakarta, dikabarkan tengah berada dalam kondisi terancam di Irak setelah dikirim secara ilegal untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sementara itu, pihak-pihak berwenang di tanah air tampak masih sibuk dalam “koordinasi lintas meja” tanpa kepastian aksi nyata.
Kisah Nurjanah berawal dari perkenalan dengan oknum bernama Santi dan Indra melalui tetangganya, Neni. Awalnya, rencana keberangkatan terdengar manis: kerja ke Turki, gaji besar, hidup sejahtera. Namun kenyataan berbicara dengan logat Timur Tengah Nurjanah malah dikirim ke Irak dan bekerja dalam tekanan, kurang istirahat, serta mendapat perlakuan kasar dari majikan.
Kepala Desa Sawahkulon, Nedi, mengonfirmasi bahwa Neni memang pernah mengakui perannya, meski kini posisinya lebih banyak diam dibanding menjelaskan. “Awalnya mereka berangkat sama, tapi Neni batal. Yang saya dengar begitu,” ujarnya diplomatis, dalam pertemuan resmi yang dihadiri Babinsa, Bhabinkamtibmas, RW, dan Kepala Dusun.
Nedi lalu berpesan pada warganya untuk tidak gegabah bekerja ke luar negeri. Ia menyampaikan daftar panjang nasihat tentang kontrak, jam kerja, dan perlindungan asuransi yang sayangnya baru terdengar setelah Nurjanah terjebak di Irak, bukan sebelum berangkat.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”