Baca Juga : Lowongan Kerja di Leles Seperti Pintu Rahasia: Laki-laki Hanya Bisa Melihat, Perempuan yang Masuk
DLH menargetkan lahan sekitar satu hektar akan digunakan untuk pembangunan sistem ini, dengan kapasitas tampung puluhan ribu meter kubik sampah. Jumlah yang cukup untuk menampung seluruh sisa bungkus ciki, sedotan kopi, dan plastik kresek satu Kabupaten Garut dalam waktu lama.
Menariknya, selain menahan longsor, landfill ini juga punya potensi “ajaib”: menghasilkan gas metan yang bisa digunakan untuk memasak. Jadi, bukan tidak mungkin kelak masyarakat sekitar akan memasak mie instan bukan dengan LPG, tapi gas hasil fermentasi tumpukan sampah.
Selain itu, air lindi yang biasanya bikin bau menyengat akan diolah menjadi media pupuk organik. Kalau benar terealisasi, sampah Garut bukan hanya tidak longsor, tapi juga bisa “balik modal” jadi sumber energi dan pupuk.
Aktivasi ulang sanitary landfill ini terdengar seperti kabar baik, asalkan tidak berhenti di kalimat “akan segera”. Sejarah pengelolaan sampah sering kali kaya dengan rencana manis, namun miskin implementasi nyata.
Jika benar dijalankan dengan baik, bukan tidak mungkin TPAS Pasir Bajing bisa naik level dari sekadar tempat buang sampah, menjadi pabrik energi alternatif. Tapi ya semua tergantung satu hal klasik: keseriusan dan anggaran.(Nuroni)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”