Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Bayangkan sebuah adegan di padang Mahsyar. Semua mata tertuju ke satu gerbang megah yang masih terkunci rapat. Di sanalah, seorang manusia terpilih melangkah.
Rasulullah SAW Meminta Malaikat Membuka Pintu Surga
Hadits ke-1
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
Artinya: “Aku akan mendatangi pintu surga pada hari Kiamat, lalu aku meminta untuk dibukakan. Sang Penjaga (Malaikat) bertanya, ‘Siapa engkau?’ Aku menjawab, ‘Muhammad.’ Maka dia berkata, ‘Karena engkaulah aku diperintahkan. Aku tidak akan membukakan pintu untuk siapapun sebelum engkau.’” (HR. Ahmad dari Anas)
Dalam percakapan yang singkat itu, tersimpan rahasia kemuliaan yang tak terhingga. Bayangkan! Seluruh pintu langit dan surga, kuncinya dipercayakan Allah kepada satu manusia: Nabi Muhammad SAW. Sebuah otoritas yang tidak diberikan kepada nabi atau rasul mana pun sebelum beliau. Ini adalah bukti nyata kedudukan beliau sebagai kekasih Allah (Habibullah) yang paling mulia.
Perhatikanlah dialog itu. Malaikat penjaga surga tidak bertanya, “Apa maksudmu?” atau “Atas perintah siapa?”. Ia hanya bertanya, “Siapa engkau?”
Seolah-awan malaikat itu sudah menanti. Ia sudah tahu suara siapakah yang akan memecah kesunyian hari itu. Ia sudah mendapat perintah langsung dari Allah: “Jangan kau sentuh kunci itu, jangan kau buka gerbang itu, untuk siapapun, sampai Kekasih-Ku, Muhammad, datang.”
Dan ketika nama “Muhammad” terucap, segalanya menjadi jelas. Itulah nama yang ditunggu. “Karena engkaulah,” kata malaikat itu, penuh hormat. Sebuah pengakuan langit bahwa dialah manusia pertama yang akan menjejakkan kaki di surga, membuka jalan bagi umatnya.
Peristiwa agung ini terjadi di hari akhir. Sebuah hari yang bisa berarti hari kebangkitan umat manusia (yaumul ba’ts), atau hari penantian panjang setelah kehancuran dunia (as-saa’ah). Pada momen itulah, secara resmi dan penuh kemuliaan, Rasulullah SAW akan membuka pintu-pintu surga.
Bayangkan keagungan momen itu! Seluruh makhluk, dari yang pertama hingga yang terakhir, akan menyaksikan bukti kasih sayang Allah. Mereka akan melihat bagaimana Nabi yang membawa rahmat bagi semesta (Rahmatan lil ‘Alamin) diberi kehormatan untuk membuka gerbang rahmat yang abadi.
Ini adalah janji. Ini adalah kepastian. Sebuah pengumuman kepada seluruh alam bahwa jalan menuju surga dibuka oleh seorang manusia yang diutus untuk menyebarkan kedamaian dan kasih sayang—kepada bumi, langit, dan seluruh isinya. (**)
Wallaahu a’lam bishshawwaab.