“Semua anggaran penunjang di SKPD ditiadakan,” katanya tegas. Pernyataan yang membuat para pejabat SKPD mendadak khusyuk menghitung ulang sisa uang bensin.
Sementara itu, sejumlah tamu undangan mulai dari camat, kepala desa, LSM, hingga insan pers menjadi saksi dari sebuah tradisi anggaran tahunan yang lebih mirip drama politik berjudul “Kita Kurang Dana, Tapi Jangan Kurangi Jabatan.”
Dengan berkurangnya dana pusat, DPRD mendorong pemerintah daerah mencari inovasi baru untuk meningkatkan PAD. Masyarakat pun bersiap: inovasi biasanya berwujud kenaikan pajak parkir, retribusi warung kopi, dan tarif parkir ganda di depan kantor pemerintahan.
Di akhir rapat, suasana kembali cair. Semua pihak sepakat bahwa APBD harus efektif dan efisien. Tepuk tangan menggema, disertai doa agar efisiensi tidak sampai ke meja makan mereka masing-masing.
Bupati dan DPRD pun menutup rapat dengan senyum hangat senyum yang nilainya, tentu saja, tak tercantum dalam nota keuangan. (Suradi)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”