“Dari lapangan sederhana, api Sumpah Pemuda 2025 seperti menyala lagi tidak di gedung parlemen, tapi di tangan anak muda yang memukul bola dengan harapan: satu semangat, satu Indonesia, satu set lagi!”
LOCUSONLINE, GARUT – Di tengah riuh tepuk tangan dan suara peluit wasit yang lebih nyaring dari toa kampanye, para pemuda Cibiuk menandai Hari Sumpah Pemuda dengan cara yang paling konkret: bertanding. Bukan berdebat soal sejarah, tapi mengadu servis dan smash dalam Turnamen Bola Voli U-17 se-Priangan, yang digelar Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) KNPI Cibiuk di GOR Desa Majasari, 17–20 Oktober 2025.
Empat hari lamanya, bola melayang-layang di udara Garut, seolah sedang menegaskan bahwa semangat pemuda masih bisa meloncat tinggi asal tidak tersangkut kabel listrik birokrasi.
Ketua DPK KNPI Cibiuk, Habibie Moh Amien, dalam sambutan penutupan, berbicara dengan nada penuh semangat dan sedikit getar nasionalisme.
“Turnamen ini bukan cuma soal menang-kalah, tapi tentang silaturahmi dan sportivitas,” ujarnya, seolah menjawab tudingan bahwa generasi muda kini lebih akrab dengan mobile legends daripada olahraga lapangan.
Habibie menegaskan bahwa kemenangan sejati bukan di papan skor, tapi di hati dan jiwa yang tidak menyerah kalimat yang biasanya juga diucapkan tim yang kalah 3-0 tapi tetap optimistis untuk tahun depan.
“Nilai-nilai kerja sama dan disiplin harus terus kita bawa,” katanya, sebelum menyerahkan piala yang, menurut rumor panitia, sempat dibersihkan kilat dengan tisu basah karena kehabisan semir.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”