Hari juga mengapresiasi Garut yang sudah mulai memikirkan konsep Zero Waste Zero Emission.
Tentu saja itu kabar baik asalkan “memikirkan” tidak berhenti di seminar dan baliho.
Ia menegaskan pentingnya controlled landfill dan sanitary landfill untuk mengurangi gas metana.
Sementara di lapangan, sebagian warga masih mengandalkan teknik pengelolaan tradisional: bakar sampah sambil ngopi. Efisien, cepat, dan tentu saja sangat emission friendly.
Aksi bersih-bersih ini sejatinya bagian dari gerakan nasional KLHK di berbagai daerah.
Namun bagi warga Garut, harapannya sederhana saja: semoga setelah acara usai, karung tidak hanya berisi foto dokumentasi, tapi juga benar-benar berisi sampah.
Karena di negeri yang gemar deklarasi ini, kadang sulit membedakan antara gerakan masif dan seremonial masif. (Suradi)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














