ArtikelHukumJakartaKorupsiNasionalNews

Perempuan di Tengah Lumpur Kekuasaan: Jejak Halus di Kasus Bupati Ponorogo

bhegins
×

Perempuan di Tengah Lumpur Kekuasaan: Jejak Halus di Kasus Bupati Ponorogo

Sebarkan artikel ini
Bupati Ponorogo dan Kolega
Para tersangka yakni Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko (kedua kanan) bersama Sekda Kabupaten Ponorogo Agus Pramono (kedua kiri), Direktur RSUD Dokter Harjono Ponorogo Yunus Mahatma (kiri) dan pihak swasta Sucipto (kanan) dihadirkan dalam konferensi pers di gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (9/11/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/sgd]

Baca Juga : Wabup Garut Promosikan “Garut Hebat Super Apps” di CFD: Warga Kini Bisa Ngadu Tanpa Harus DM Pejabat Tengah Malam

Total transaksi mencapai Rp2,6 miliar lebih banyak dari biaya membangun ruang rawat baru, tapi tampaknya dianggap investasi politik jangka panjang.

tempat.co

Pada malam sebelum OTT, drama mencapai puncaknya. Uang Rp500 juta dicairkan di Bank Jatim oleh Indah, lalu dikirim lewat Ninik, adik ipar sang bupati. Transaksi itu direkam dengan gaya milenial: foto, klik, kirim. Laporan diterima. Bukti digital kekuasaan yang akhirnya berujung borgol.

Ironisnya, Ninik dan Indah tidak dijerat hukum. Status mereka “hanya” pembawa pesan meski pesan itu berbentuk koper tebal.

Sementara adik kandung Sugiri, Elly Widodo, juga kebagian peran perantara pada proyek RSUD tahun 2024. Di tangannya, uang fee proyek senilai Rp1,4 miliar mengalir dengan rapi.
Sugiri, kata KPK, “tidak pernah menerima uang secara langsung.”

Tentu di republik ini, tangan pejabat kerap bersih karena banyak tangan lain yang bersedia kotor untuknya.

Kini, empat orang resmi jadi tersangka: Bupati Sugiri, Sekda Agus Pramono, Direktur RSUD Yunus Mahatma, dan rekanan proyek Sucipto. Tapi dalam teater korupsi ini, para perempuan perantara tetap di belakang layar tanpa status, tanpa jeruji, hanya nama yang disebut pelan di Berita Acara Pemeriksaan.

Kasus Ponorogo ini menegaskan satu hal: korupsi bukan lagi tindak kejahatan tunggal, tapi kerja gotong royong yang penuh perasaan. Ada rasa takut kehilangan jabatan, rasa hormat pada keluarga, dan tentu saja rasa percaya pada amplop.

KPK boleh membongkar jaringnya, tapi di Ponorogo, kisahnya lebih mirip sinetron moral: cinta, kekuasaan, dan uang semuanya berputar di satu meja, sambil menunggu siapa yang akan tersandung lebih dulu.*****

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
previous arrow
next arrow

Bergabunglah dengan Tim Jurnalis Kami!

Apakah kamu memiliki passion dalam menulis dan melaporkan berita? Inilah kesempatan emas untuk bergabung dengan situs berita terkemuka kami! Locusonline mencari wartawan berbakat yang siap untuk mengeksplorasi, melaporkan, dan menyampaikan berita terkini dengan akurat dan menarik.

Daftar

🔗 Tunggu apa lagi!

Daftar sekarang dan jadilah bagian dari tim kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow