“Jarmas hanya menyalurkan aspirasi dan keluhan masyarakat. Tantangan terbesar kami justru respons dari pemerintah,” ungkap Johan.
Dalam bahasa sederhana: masyarakat sudah teriak, Jarmas jadi pengeras suara, tapi pemerintah masih sibuk nyari tombol volume.
Ridwansyah menutup dialog dengan ajakan bagi pemerintah dan swasta untuk bersama-sama membantu masyarakat kurang mampu. Jarmas mengklaim siap menyalurkan bantuan secara amanah.
Seruan yang baik. Tapi tanpa keseriusan pemerintah mempercepat respons, Jarmas hanya akan jadi “kotak saran keliling” yang menumpuk keluhan tanpa kepastian tindak lanjut.
Karena pada akhirnya, masyarakat Lampung Selatan tidak butuh dialog yang ramai viewer,
mereka butuh pemerintah yang ramai aksi.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












