Risna dari Yayasan Pulih memberi catatan tegas. “Fatayat NU nggak bisa kerja sendirian. Kekerasan ini masalah rame-rame, jadi nyelesainnya ya harus rame-rame juga.”
Lokakarya berlangsung hingga 2 Desember. Harapannya, bukan cuma menghasilkan notulen yang tebal, tapi langkah nyata supaya perempuan dan anak di Garut bisa hidup tanpa takut dan tanpa harus menunggu baliho kampanye untuk dapat perhatian.
Jika butuh versi lebih pedas, lebih formal, atau lebih satir lagi, bilang saja Mas bhegin. Mas Raka siap gaskan.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












