“Kami akan terus bekerja keras. Hadir utuh, sadar penuh, dan menjalankan kepemimpinan yang melayani,” tegasnya. Frasa yang cukup filosofis, namun di tangan birokrat lain sering kali berubah menjadi template pidato.
Dedikasi itu membuatnya jadi figur inspiratif bukan versi poster kantor kelurahan, tapi inspiratif yang benar-benar terlihat dari perubahan di lapangan.
Selain administrasi, Patoni menjadi motor perubahan sekolah. Ia mendorong guru berinovasi, membangun hubungan harmonis dengan siswa, dan hadir sebagai pemimpin yang tidak hanya muncul saat ada inspeksi atau sesi foto kegiatan.
“Pendidikan adalah kunci masa depan,” katanya menutup pernyataan. Setidaknya ia tidak bilang “kita harus bersinergi” atau “mari bersama-sama” dua kalimat favorit pejabat yang ide besarnya biasanya hanya berhenti di seminar.
Dengan segala capaian itu, satu hal menjadi jelas ketika satu kepala sekolah bisa membuat sekolahnya maju, publik bertanya-tanya kalau begitu yang lain selama ini sibuk apa?*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












