Gotong Royong Pascabencana: Korban Rumah Ambruk di Sukasari Bandung Ditangani, BPBD Siaga Banjir Cikapundung
[BANDUNG, Locusonline.co] – Puing-puing rumah yang ambruk di Jalan Geger Arum, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, pada Jumat (5/12/2025) sore, mulai dibersihkan secara gotong royong pada Sabtu (6/12/2025) pagi. Aparat keamanan, pemerintah daerah, dan warga bergerak cepat menangani dampak bencana yang melukai empat penghuni sekeluarga itu.
Sementara fokus penanganan di lokasi kejadian berlangsung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman lain: banjir di sejumlah titik rawan seperti aliran Sungai Cikapundung, Gedebage, dan Pagarsih.
Korban Selamat, Keluarga Kembali Bersatu
Camat Sukasari, Suhar Yanto, melaporkan bahwa keempat korban insiden rumah ambruk – seorang ibu dan tiga anak – telah mendapatkan perawatan medis dan dalam kondisi stabil.
“Alhamdulillah, keempat korban sudah mendapatkan perawatan medis dan kini sudah kembali berkumpul bersama keluarga besarnya di RT 04 RW 06,” ujar Suhar di lokasi kejadian, Sabtu pagi.
Korban yang sebelumnya dirawat di RS Advent usai dievakuasi dengan Ambulan RW, memilih untuk tinggal sementara di rumah keluarga terdekat. “Korban ini satu keluarga… mereka merasa lebih nyaman tinggal sementara di rumah keluarga,” jelas Suhar. Bantuan berupa makanan dan kebutuhan pokok lainnya telah mengalir dari donatur, komunitas, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Gotong Royong Bersihkan Reruntuhan, Akses Gang Dibuka
Penanganan pada hari kedua difokuskan pada pembersihan material bangunan yang menutupi akses gang setempat. Hujan deras pada hari sebelumnya sempat menghambat proses evakuasi material.
“Hari ini kami bergerak secara kolaboratif membersihkan puing-puing bangunan… Akses gang tertutup material, sehingga hari ini kami targetkan tuntas,” papar Suhar.
Kolaborasi tersebut melibatkan 35 personel Kodim 0618/BS dari berbagai koramil yang dikerahkan sejak pukul 08.00 WIB, dibantu jajaran Polsek, Koramil, Linmas, petugas kebersihan (Gober), dan warga setempat. Peralatan sederhana seperti palu, sekop, dan karung digunakan untuk memindahkan puing.
“Insyaallah, dengan personel yang ada, hari ini semua bisa diselesaikan,” ujar Babinsa Isola, Serka Aldemar S., yang juga mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem.
Salah seorang korban, Tati (27), menyampaikan rasa syukur atas bantuan yang diterima. “Terima kasih atas bantuan dari kecamatan, kelurahan, hingga para donatur. Kami sangat terbantu, baik dari segi makanan maupun kebutuhan lainnya,” katanya.
Penyebab Diduga Pondasi Rapuh dan Cuaca Ekstrem
Berdasarkan pantauan di lapangan, rumah yang ditempati korban diduga ambruk akibat pondasi yang sudah rapuh, diperparah oleh hujan lebat dan angin kencang yang mengguyur wilayah Isola pada Jumat sore sekitar pukul 17.30 WIB.
Saksi mata, Jujun (62), menceritakan awal mula kejadian. “Saat hujan deras, terdengar suara runtuhan. Saat diperiksa, rumah tetangga sudah ambruk,” ujarnya. Ia bersama warga lain segera mengevakuasi empat korban yang tertimpa reruntuhan: Ratih Ningsih (30) yang mengalami luka di kepala, serta tiga anak-anak Rafa (10), Rifan (3), dan Renal (9) yang mengalami luka lecet.
BPBD Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Potensi Banjir
Sementara penanganian rumah ambruk berlangsung, BPBD Kota Bandung mengalihkan sebagian perhatiannya pada ancaman hidrometeorologi lain. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bandung, Amires Pahala, mengatakan pihaknya telah memantau kenaikan debit air di sepanjang aliran Sungai Cikapundung.
“Memang kemarin kita sudah mewaspadai beberapa area seperti Cikapundung yang debitnya mengalami kenaikan. Terus kita infokan ke wilayah atau kelurahan untuk waspada,” ungkap Amires, Jumat (5/12).
Pemantauan intensif difokuskan pada beberapa wilayah rawan banjir, yaitu:
- Aliran Sungai Cikapundung (terutama di kawasan Kolot, Kujangsari)
- Gedebage
- Pagarsih (Gang Tresna)
Kewaspadaan ditingkatkan karena wilayah tersebut rentan terendam tidak hanya saat hujan lokal, tetapi juga akibat aliran air kiriman dari daerah hulu di Kawasan Bandung Utara.
Insiden rumah ambruk di Sukasari menjadi pengingat akan pentingnya audit keselamatan bangunan tua di permukiman padat, terutama pada musim penghujan. Di sisi lain, respons cepat dan gotong royong antar-elemen masyarakat serta kesiapsiagaan BPBD menunjukkan upaya kolektif dalam menghadapi risiko bencana yang semakin kompleks di wilayah perkotaan. (**)













