[locusonline.co] — Satu pekan mendatang menjadi momen krusial bagi pengguna jalan menuju Bandung Raya. Di dua front yang berbeda, ada dua narasi yang berseberangan: peningkatan layanan dan peringatan keras.
Sementara Polres Cianjur melarang warga melintasi Jalur Puncak II yang rawan bencana, di sisi lain, Jasa Marga justru memulai serangkaian pekerjaan besar untuk meningkatkan kualitas Tol Cipularang dan Padaleunyi. Kontras ini menciptakan pilihan yang sangat jelas bagi pemudik dan wisatawan jelang libur Nataru.
Puncak II: Larangan Total yang Sudah Diantisipasi
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resor Cianjur secara resmi tidak merekomendasikan Jalur Puncak II sebagai alternatif selama libur Natal dan Tahun Baru 2025. Keputusan itu diambil setelah survei menemukan kondisi memprihatinkan: jalan berlubang, titik rawan longsor yang belum stabil, dan penerangan jalan yang sangat minim.
Hal ini bukanlah hal baru. Sejak mudik Lebaran 2025, peringatan serupa telah disampaikan, mengindikasikan bahwa masalah infrastruktur di jalur non-tol ini bersifat kronis dan belum mendapat penanganan tuntas.
Cipularang & Padaleunyi: Investasi Keselamatan di Jalur Tol
Berbanding terbalik dengan Puncak II, PT Jasa Marga justru melakukan investasi besar untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan di jalur tol utama. Melalui Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, perusahaan akan melakukan pekerjaan pemeliharaan besar selama sepekan, mulai Minggu (7/12) hingga Sabtu (13/12).
Senior Manager Representative Office 3, Agni Mayvinna, menjelaskan bahwa pekerjaan ini mencakup:
- Rekonstruksi Perkerasan (rigid dan blacktop) untuk memperkuat struktur jalan.
- Scrapping, Filling, dan Overlay untuk meratakan permukaan jalan.
- Pengecatan Marka Jalan untuk meningkatkan kejelasan lajur.
“Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tol sekaligus memenuhi standar pelayanan minimal,” ujar Agni di Purwakarta, Minggu.
Detail Pekerjaan dan Dampak Lalu Lintas
Pekerjaan akan dilakukan secara intensif di berbagai titik pada kedua ruas tol. Berikut rincian titik kritis yang akan ditutup sementara:Ruas Tol Arah Jenis Pekerjaan Lokasi (KM) & Keterangan Cipularang Bandung Rekonstruksi Lajur 1, KM 75+278 s/d 109+460 (9 titik) Jakarta Rekonstruksi Lajur 1, KM 108+243 s/d 76+802; Bahu Luar, KM 99+954 s/d 99+279 Bandung Scrapping/Filling/Overlay Lajur 2, KM 68+285 s/d 69+166; Bahu Luar, KM 96+171 s/d 96+264 Jakarta Scrapping/Filling/Overlay Bahu Luar KM 117+596 s/d 70+967; Lajur 1 KM 96+254 s/d 69+520; Lajur 2 KM 115+790 s/d 96+003 Bandung Pengecatan Marka Lajur 1, KM 68+180 s/d 77+167 Jakarta Pengecatan Marka Lajur 1, KM 99+648 s/d 91+333 Padaleunyi Cileunyi Rekonstruksi Bahu Luar & Lajur 1, KM 135+301 s/d 135+326 Padalarang Rekonstruksi Lajur 1, KM 141+825 s/d 126+239 Cileunyi Pengecatan Marka Lajur 1 KM 142+300 s/d 154+030; Bahu Dalam KM 131+350 s/d 152+753; dll. Padalarang Pengecatan Marka Lajur 1 KM 150+500 s/d 144+900; Bahu Dalam KM 152+750 s/d 151+316; dll.
Agni mengingatkan bahwa lajur yang menjadi objek pekerjaan untuk sementara tidak dapat dilintasi. Pengguna jalan diimbau untuk berhati-hati, memperhatikan rambu, dan mengikuti arahan petugas di lapangan. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul,” tambahnya.
Pilihan yang Semakin Jelas
Situasi ini menyajikan pilihan yang gamblang bagi masyarakat. Di satu sisi, ada Jalur Puncak II yang secara resmi dinyatakan tidak aman oleh pihak berwenang, dengan risiko longsor dan kecelakaan yang nyata. Di sisi lain, ada Jalur Tol Cipularang-Padaleunyi yang justru sedang ditingkatkan kualitasnya, meski dengan konsekuensi pembatasan lajur sementara yang dapat menyebabkan kemacetan.
Bagi pengendara yang mengutamakan keselamatan dan kepastian, meski harus bersabar antre, pilihan rasional adalah mengikuti jalur tol yang sedang diperbaiki. Keputusan ini semakin mengukuhkan bahwa di tengah tingginya mobilitas, investasi pada infrastruktur yang terawat adalah keniscayaan, sementara mengabaikan jalur alternatif non-tol hanya akan menimbulkan ancaman baru.












