[Locusonline.co, Bandung] – Dalam upaya mendorong program strategis pemerintah di Jawa Barat, Bank Mandiri secara aktif menyalurkan pembiayaan ke berbagai sektor, mulai dari perumahan subsidi hingga industri padat karya. Realisasi pembiayaan untuk program 3 Juta Rumah melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi yang terbesar, dengan nilai Rp163 miliar yang disalurkan kepada 1.049 debitur hingga kuartal III 2025.
Regional CEO Bank Mandiri Region VI Jawa Barat, Nila Mayta Dwi Rihandjani, menegaskan komitmen bank dalam mendukung program prioritas pemerintah. “Pertumbuhan kredit rumah di Jawa Barat naiknya signifikan. Kami kencang banget di program 3 Juta Rumah, melalui program FLPP maupun program-program dari sisi pengusaha yang bergerak di bidang pembangunan rumah,” ujarnya dalam Media Gathering Bank Mandiri 2025 di Bandung. Dukungan ini bersifat menyeluruh, mencakup sisi supply (penyediaan) dengan memberikan kredit Rp6 miliar kepada dua pengembang perumahan, serta sisi demand (permintaan) melalui KPR FLPP.
Namun, peran Bank Mandiri di Jawa Barat tidak berhenti di sektor perumahan. Bank ini juga menjalankan fungsi sebagai motor pendanaan untuk berbagai program pemerintah lainnya, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:Program Nilai Penyaluran Jumlah Debitur Keterangan & Target KPR FLPP (3 Juta Rumah) Rp163 miliar 1.049 debitur Program prioritas dengan penyaluran terbesar. Kredit Industri Padat Karya (KIPK) Potensi Rp17 triliun Dalam proses Program Kemenperin untuk industri padat karya. Koneksi sistem direncanakan pekan ketiga Desember 2025. Makan Bergizi Gratis (MBG) Rp24 miliar 16 debitur (6 UMKM & 10 mikro) Membiayai SPPG, pegawai, dan pemasok bahan baku untuk program gizi nasional. Kredit Alat & Mesin Pertanian Rp1,5 miliar 2 debitur Mendukung mekanisasi sektor pertanian. Kredit untuk Pengembang Rp6 miliar 2 debitur Bagian dari dukungan supply side program perumahan.
Strategi Multi-Sektor dan Potensi Besar KIPK
Dari tabel terlihat jelas strategi Bank Mandiri dalam mengambil peran sebagai mitra pendanaan utama pemerintah, tidak hanya di satu sektor. Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang diinisiasi Kementerian Perindustrian menjadi salah satu fokus dengan potensi sangat besar. Nila mengungkapkan, pihaknya telah menerima permintaan dukungan dari Kementerian Sekretariat Negara untuk pembiayaan KIPK dengan potensi mencapai Rp17 triliun. Program yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan lapangan kerja ini rencananya akan mulai terkoneksi secara host-to-host dengan sistem Kementerian Keuangan pada pekan ketiga Desember 2025.
Dukungan untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian
Di sektor lain, Bank Mandiri juga berkontribusi pada program strategis nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembiayaan alat pertanian. Untuk MBG, pembiayaan Rp24 miliar disalurkan kepada mitra Badan Gizi Nasional (BGN) yang mengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Nila melihat potensi berlapis dari program ini, “SPPG-nya kita biayai, pegawainya kita biayai, pemasok-pemasoknya bisa kita biayai juga… sehingga ini potensi yang bisa kita garap,” jelasnya. Sementara itu, kredit untuk alat dan mesin pertanian (alsintan) telah terealisasi sebesar Rp1,5 miliar guna mendukung modernisasi sektor pertanian di Jawa Barat.
Dengan pendekatan multi-sektor ini, Bank Mandiri tidak hanya sekadar menyalurkan kredit, tetapi juga memposisikan diri sebagai bagian integral dari ekosistem pembangunan Jawa Barat, mendorong pertumbuhan ekonomi dari hulu ke hilir. (**)













