Saat ini, kata dia, langkah simultan sudah dilakukan bersama kepala desa dan masyarakat. Penanaman melon dilakukan dengan berbagai varietas, dari kelas pasar umum hingga premium, baik di lahan terbuka maupun greenhouse.
Baca Juga : Ketika Tanda Baca Ikut Menjaga Marwah Negara, Sekda Garut Diganjar Penghargaan
Sementara itu, Dandim 0619/Purwakarta, Letkol Inf. Ardha Cairova Pari Putra, menyebut panen melon ini sebagai buah dari kolaborasi nyata antara Pemerintah Daerah dan Kodim Purwakarta. Lahan Kompi Produksi, menurutnya, disiapkan sebagai etalase bukan pajangan yang diharapkan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Ini masih tahap awal. Kita belajar dulu, termasuk mencari pasar yang lebih baik, lalu dikembangkan ke depan,” ujarnya.
Ia menegaskan, upaya tersebut tidak akan berhenti di melon. Seluruh lahan produktif akan diarahkan menjadi lahan ekonomi masyarakat, dengan dukungan semua pemangku kepentingan dan Forkopimda.
Singkatnya, panen ini bukan soal buah manis semata. Ini soal ambisi: Purwakarta tak mau lagi cuma kebagian sisa kiriman daerah lain, tapi ingin jadi pemasok. Kalau konsisten, kopi pagi ke depan mungkin bukan lagi ditemani melon impor melainkan hasil kebun sendiri.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









