DaerahGarutJawa BaratNewsPeristiwa

Pemkab Garut Ingkar Janji Ditengah Ratusan Nyawa di Pakenjeng Terancam

×

Pemkab Garut Ingkar Janji Ditengah Ratusan Nyawa di Pakenjeng Terancam

Sebarkan artikel ini
Pemkab Garut Ingkar Janji Ditengah Ratusan Nyawa di Pakenjeng Terancam
Pergerakan Tanah di Kecamatan Pakenjeng-Garut

LOCUSONLINE, GARUTPergerakan Tanah di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Garut semakin meningkatkan kekhawatiran karena ratusan nyawa terancan sementara janji relokasi dari Pemda Garut belum terpenuhi. Rabu, 29 Mei 2024

Atas kekhwatiran itu warga Kampung Tengah menyoroti janji pemerintah daerah (Pemda) Garut terkait relokasi akibat pergerakan tanah yang terjadi di wilayah tersebut.

Ketua RT Kampung Tengah, Maska, mengungkapkan peristiwa pergerakan tanah telah terjadi sejak Maret lalu, dengan retakan tanah mencapai sekitar 480 meter dan kedalaman lebih dari 12 meter.

“Sudah enam unit rumah hancur rusak berat dan dua rusak sedang akibat pergerakan tanah. Warga sangat khawatir karena potensi longsor dari bukit ini bisa mencapai daerah di bawahnya yang dekat dengan sungai,” ungkapnya.

Dampak yang mengkhawatirkan ini membuat warga tidak nyenyak tidur dan enggan melakukan aktivitas pada malam hari, terutama setelah wilayah Garut selatan sering dilanda hujan intensitas tinggi dalam sepekan terakhir, mereka khawatir akan terjadi longsor.

“Sebanyak 48 rumah dan lahan seluas 57 hektar terancam akibat bencana pergerakan tanah ini, sehingga warga akhirnya mengungsi ke rumah sanak saudara di kampung lain,” tambah Maska.

Selain itu, janji Pemda Garut untuk merelokasi warga ke lokasi yang lebih aman hingga saat ini belum terwujud. Warga lebih memilih untuk beraktivitas dan mengawasi kondisi kampung saat cuaca cerah di siang hari.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Puloh (55), warga Kampung Tengah, Desa Sukamulya. Dia mengungkapkan bahwa akibat hujan tinggi dalam sepekan terakhir, sebuah bukit di Kampung Tengah terbelah akibat pergerakan tanah, mengancam beberapa kampung di bawah kaki Gunung Beser dengan bencana longsor.

“Di lokasi ini, dua rumah termasuk rumah orangtua saya roboh akibat pergerakan tanah ini,” ujar Puloh.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Puloh dan keluarganya bersama warga lainnya terpaksa mengungsi ke rumah keluarga di Kampung Cipeundeuy, Desa Sukamulya.

“Kami khawatir bukit tempat tinggal kami akan longsor, terutama saat cuaca hujan,” pungkasnya.

Pewarta: Suradi

Editor: Red

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow

Eksplorasi konten lain dari Locus Online

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca