LOCUSONLINE, GARUT – Pernyataan calon bupati Garut, Syakur Amin, yang menyebut korupsi sebagai “penyakit masyarakat” Usai penetapan nomor urut di Pilkada Garut 2024, memicu kontroversi. Pernyatan tersebut disampaikan ketika menanggapi pertanyaan awak media yang menanyakan “Ketika terpilih untuk penegasan-penegasan tindakan korupsi di Kabupaten Garut dan terhadap pejabat itu bagaimana?”
Pernyataan tersebut dilontarkan setelah Syakur Amin ditanya bagaimana ia akan mengatasi dan menindak oknum pejabat yang korup jika terpilih
“Ketika terjadi korupsi kan, itu adalah hal-hal yang menjadi penyakit masyarakat yang harus segera diselesaikan karena itu mengganggu proses pembangunan di Kabupaten Garut”, katanya singkat.
Pernyataan Syakur Amin ini menuai kritik tajam dari masyarakat Garut, terutama dari aktivis Asep Muhidin. Asep menilai pernyataan Syakur kurang peka terhadap permasalahan korupsi yang terjadi di Garut.
“Inilah keunikan dan kehebatan pejabat di Kabupaten Garut, penegak hukum tidak bisa menyentuhnya karena si oknum ini memiliki koneksitas dan relasi dengan para pemimpinnya (pimpinan penegak hukum), seperti dengan Kejaksaan Agung, jadi jaksa dibawahnya mana mungkin berani melawan, itu kan pimpinan mereka, bahkan bisa disebut Tuhan kedua mereka (penegak hukum) setelah Tuhan yang maha esa,” sentil Asep Muhidin.
Asep melihat bahwa saat ini Garut sedang dilanda bencana moralitas di tubuh pejabat (oknum) yang mencap dirinya seorang koruptor handal karena tidak tersentuh hukum. Contohnya, kasus dugaan korupsi pada pembangunan Joging Track di Dinas Pemuda dan Olah Raga yang hingga kini belum terungkap.

Apa yang terjadi hari ini afalah kelanjutan atau ada hubungannya dengan masa lalu, dan bisa dijadikan tolok ukur gambaran yg akan terjafi dimasa yg akan datang.