LOCUSONLINE, GARUT – Kabupaten Garut kembali menorehkan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Barat dengan meraih dua penghargaan sekaligus dalam upaya percepatan penurunan stunting. Penghargaan tersebut adalah: Terbaik III Kabupaten/Kota dengan Kinerja Terbaik dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2024 dan Terbaik III Kabupaten/Kota Inovatif dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, dalam acara Evaluasi Stunting dan Aksi Stunting Awards (ASA) 2024 di Hotel Holiday Inn, Bandung, Selasa (26/11/2024).
dr. Leli Yuliani menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dalam menekan angka prevalensi stunting. Ia juga berharap penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan inovasi dalam upaya mencapai zero new stunting di Garut.
“Kami memiliki target agar ke depan Kabupaten Garut bisa meraih penghargaan Terbaik I. Untuk itu, kami akan terus berupaya memperkuat berbagai program dan inovasi dalam penanganan stunting,” ujar dr. Leli dalam keterangannya, Rabu (27/11/2024).
Pemkab Garut telah meluncurkan berbagai program inovatif guna mendukung percepatan penurunan stunting. Beberapa di antaranya adalah:
1. TOSS (Temukan Obati Sayangi balita Stunting) – fokus pada penanganan balita yang teridentifikasi stunting;
2. Melani (Memastikan Semua Ibu Hamil Terlayani Sesuai Standar) – untuk mencegah lahirnya bayi stunting melalui pelayanan ibu hamil;
3. SMART GIRLS (Sehat Melalui Asupan Rutin Tablet Tambah Darah Remaja Putri) – untuk pencegahan stunting sejak dini melalui;
4. Duta RISSA (Remaja Putri Sehat Bebas Anemia) – untuk pencegahan anemia pada remaja putri untuk mempersiapkan generasi sehat;
5. PMT Lokal (Pemberian Makanan Tambahan) – untuk balita gizi kurang dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK);
6. Integrasi Layanan Primer: Pendekatan menyeluruh dalam pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”