LOCUSONLINE, JAKARTA – Anjloknya Pemudik Lebaran 2025: Jumlah pemudik Lebaran 2025 mengalami penurunan drastis sebesar 24,34% dibandingkan tahun lalu, menurut survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan. Dari 193,6 juta pemudik tahun lalu, angka tersebut turun menjadi 146,48 juta pada tahun ini. Data Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) hingga H-3 Lebaran juga menunjukkan penurunan pergerakan penumpang di lima moda transportasi umum sebesar 4,8%. Penurunan paling signifikan terjadi pada moda bus AKAP (10,2%), disusul pesawat (6,8%) dan kapal laut (4,8%).
Meskipun Kemenhub tidak secara eksplisit menyebutkan penyebabnya, para pengamat mengaitkan fenomena ini dengan melemahnya ekonomi. Lesunya daya beli masyarakat, dipicu oleh inflasi dan PHK massal (sekitar 80.000 kasus sepanjang 2024), menjadi faktor utama. Banyak pekerja kehilangan pekerjaan dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, apalagi membiayai perjalanan mudik.
Supriyono bersama ratusan pekerja korban PHK PT Aditec Cakrawiyasa tak tahu kapan hak mereka dibayar. Sebab berdasarkan putusan pengadilan segala tunggakan perusahaan baru bisa dibayarkan setelah aset-aset yang disita berhasil dijual.
Hamidah perantau dari Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Perempuan berusia kepala empat ini tak bisa mudik seperti tahun-tahun sebelumnya karena tak ada duit setelah diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan konveksi tempatnya bekerja pada akhir Februari lalu.
Kisah dua pekerja yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa melewatkan Lebaran di perantauan, menjadi gambaran nyata dampak ini.
Baca Juga :
Daya Beli Masyarakat Melemah, Perputaran Uang Lebaran 2025 Turun Signifikan
Selain itu penyebab anjloknya pemudik lebaran 2025, karena penurunan bantuan sosial (sekitar 16%) juga turut berkontribusi. Bantuan sosial merupakan sumber utama pendapatan bagi banyak keluarga kelas bawah, dan pengurangannya membuat mereka semakin sulit membiayai mudik.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”