LOCUSONLINE, DENPASAR – Satu Bukti Kegagalan Sistem Pendidikan: Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini diwarnai dengan temuan ratusan siswa SMP di Bali yang belum bisa membaca dengan lancar. Dari 34.062 siswa, sebanyak 155 siswa dinyatakan termasuk dalam kategori tidak bisa membaca (TBM) dan 208 siswa termasuk dalam kategori tidak lancar membaca (TLM). Jumat, 2 Mei 2025
Melansir berita dari kumparan.com, Achmad Hidayatullah Ph.D, Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), menyebut bahwa ini merupakan tantangan berat bagi sekolah dan guru. Ia menilai bahwa pandemi COVID-19 dan pembelajaran online yang belum terbangun dengan baik menjadi salah satu faktor penyebab.
“Pada saat itu, siswa belajar dalam kondisi tidak normal, semua diganti pembelajaran online yang notabene sistemnya belum terbangun dengan baik,” ujar Dayat.
Dayat menambahkan bahwa sistem pembelajaran di kelas yang tidak mengutamakan deep learning juga menjadi faktor lain. “Dengan tidak menikmati proses belajar mengajar, penguasaan siswa terhadap kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung tentu bisa berkurang,” terangnya.
Baca Juga :
Lagi-lagi Pasangan Pelajar di Garut Terpergok Mesum di Dalam Masjid
Untuk mengatasi permasalahan ini, Dayat menyarankan tiga langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah:
1. Melakukan pendataan atau evaluasi tentang siswa yang belum bisa membaca dan menghitung terkonsentrasi di daerah mana.
2. Memberikan dukungan kepada guru untuk membangun sistem beliefs atau keyakinan mereka bahwa ketertinggalan siswa masih bisa diperbaiki.
