LOCUSONLINE, GARUT – Di tengah tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemerintah Kabupaten Garut tampaknya memilih pendekatan yang modern dan praktis: diskusi daring lewat Zoom. Bertempat di Kantor DPPKBPPPA Garut, Jumat (4/7/2025), Bupati Garut Abdusy Syakur membuka rapat virtual bertema “Penyikapan Komprehensif Kekerasan”, sambil menyesuaikan mikrofon dan memastikan sinyal tak putus-putus.
Dengan raut serius, Bupati menyatakan keprihatinannya atas maraknya kasus pelecehan, pemerkosaan, hingga sodomi yang terjadi di wilayahnya. Namun, keprihatinan itu masih dalam tahap diskusi dan narasi, sebab tindakan konkret—menurut pengakuannya sendiri—akan “segera” dikoordinasikan.
“Ini baru permukaan gunung es,” ujar Bupati, mengutip istilah populer saat data tak mencerminkan kenyataan. Sayangnya, gunung es yang dimaksud bukan mencair, tapi justru membesar dari waktu ke waktu.
Baca Juga :
Bocah 14 Tahun di Garut Diduga Lakukan Kekerasan Seksual terhadap Anak 4 Tahun
Diskusi yang juga dihadiri Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani itu menyoroti pentingnya pemulihan korban dan pendekatan trauma healing. Syakur menekankan bahwa kekerasan seksual bukan hanya persoalan tindakan, tetapi juga relasi kuasa yang timpang. Sebuah pemahaman yang penting, meski realisasinya masih menunggu hasil rapat berikutnya.
“Ini bukan sekadar soal korban, tapi juga soal siapa yang berkuasa,” tegas Syakur, sambil mengimbau SKPD agar tidak hanya sibuk dengan laporan, tapi juga mulai melirik tindakan nyata.
