LOCUSONLINE, GARUT – Dalam upaya mendongkrak kualitas generasi muda—yang konon katanya adalah harapan bangsa—Yayasan Generasi Sahabat Pendidikan (YGSP) meluncurkan program bertajuk Gerakan Mengajar Desa (GMD) di PSAA Ittihadul Ummat Yasabira Garut, Kelurahan Margawati, Sabtu (5/7/2025). Misi mulianya: mencetak anak-anak panti asuhan menjadi agen perubahan. Realitasnya: dua hari, tiga tema, segunung harapan.
Program ini disebut sebagai salah satu gerakan pendidikan terbesar di Indonesia, meski peserta kali ini hanya 35 anak dari jenjang TK hingga SMP. Namun siapa yang butuh jumlah besar jika semangat besar sudah cukup jadi headline?
“Kita ingin tanamkan nilai cinta pendidikan, lingkungan, dan sosial. Ada sains, nanam pohon, dan ajakan jaga kebersihan,” terang Koordinator Wilayah Garut, Nella Tsuroyya Fataa As-syauqie, dengan nada optimis khas relawan muda. Kurikulum dua hari padat merayap ini diharapkan mampu membentuk karakter anak-anak hingga dewasa, atau setidaknya sampai mereka pulang ke kamar asrama.
Baca Juga :
Setelah Nikmati Honor, Pansel Calon Direksi PDAM Garut Saling Tuding Terkait Anggaran, Sidang PTUN Terus Berlanjut
Yang menarik, program ini semula menyasar pemukiman warga, tapi kini mulai merambah panti asuhan. Alasannya? “Kenapa tidak?” begitu kira-kira. Anak panti pun berhak diceramahi soal norma, nilai hidup sehat, dan pentingnya eksplorasi lingkungan meskipun lingkungannya terbatas pagar tembok.
Tak hanya itu, materi juga didukung oleh Duta Genre, karena jika duta sudah bicara, maka anak-anak pun diyakini langsung tercerahkan.
