LOCUSONLINE, PURWAKARTA — Nurjanah (36), warga Desa Pasawahan Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, kini terjebak dalam mimpi buruk yang nyata di Irak. Berangkat dengan harapan mengais rezeki di Turki, ia justru mendarat di padang penderitaan negeri orang, diperlakukan lebih buruk dari peliharaan. Dengan suara parau dari seberang lautan, ia memohon pertolongan dari pemerintah Indonesia, termasuk Gubernur, Bupati, hingga aparat hukum. Senin, 7 Juli 2028
Dari balik dinding rumah majikan Irak yang lebih terasa seperti penjara, Nurjanah mengirim pesan elektronik penuh luka. Ia mengisahkan perlakuan keji yang diterimanya—ditampar, ditendang, hingga dikurung di kamar mandi.
“Saya dipanggil hewan, mereka bilang saya sudah dibeli,” ungkap Nurjanah dengan nada getir.
Tak hanya kata-kata kasar yang menjadi makanan harian, tubuhnya pun menjadi sasaran kekerasan. Bekas operasi Caesar di perutnya sering kambuh akibat pekerjaan kasar dari pagi hingga malam.
“Kadang bersih-bersih sampai lantai tiga, masak, cuci baju… kalau salah sedikit langsung diungkit. Majikan bilang saya barang,” kisahnya, lirih.
Perjalanan kelam ini dimulai saat tetangganya, Neni, mengenalkannya pada jaringan yang menjanjikan kerja di Turki. Namun alih-alih sampai di Istanbul, Nurjanah justru “diekspor” ke Irak secara ilegal. Ia bahkan mengaku sempat mendapat ancaman laporan polisi jika menolak berangkat.
“Saya bahkan tidak menjalani tes kesehatan, semuanya dipaksa dan dibohongi,” katanya.
Bahkan saat sudah berada di penampungan sebelum dikirim ke majikan pertama, Nurjanah sudah merasakan kekerasan fisik—hingga akhirnya pingsan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”