LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Di tengah berbagai persoalan klasik yang belum juga tuntas—dari sampah menumpuk hingga layanan publik yang masih jauh dari kata paripurna—Pemerintah Kabupaten Purwakarta tetap semangat menggelar perayaan hari jadi ke-194 Purwakarta dan ke-57 Kabupaten Purwakarta, Jumat (18/7/2025). Upacara berlangsung penuh gegap gempita di Alun-Alun Pasanggrahan, seolah menyiratkan bahwa seremoni masih menjadi pilihan utama dalam mendefinisikan kemajuan.
Sekretaris Daerah Purwakarta, Norman Nugraha, mewakili Bupati yang absen dalam momen penting ini, menyampaikan pidato yang sarat dengan harapan, ajakan kolaborasi, dan jargon pembangunan. Ia mengajak semua elemen—pemerintah, swasta, hingga masyarakat—untuk bersatu membangun Purwakarta yang lebih sejahtera.
“Purwakarta akan terus berkembang di berbagai sektor,” ujar Norman optimis, walau publik masih menantikan terobosan nyata dalam hal pelayanan dasar seperti akses air bersih dan pemerataan pendidikan.
Baca Juga : Apa Mulai Pikun? Dedi Mulyadi Pilih Cuci Tangan di Tengah Tragedi Pesta Pernikahan Anaknya
Tampak hadir pula para tokoh Forkopimda, Dandim, Kapolres, Kajari, dan sejumlah tamu penting lainnya. Sayangnya, kehadiran elite ini lebih banyak menyaksikan ritual simbolik ketimbang mengurai benang kusut permasalahan daerah.
Sebagai bagian dari seremoni, Pemkab memberikan penghargaan kepada sejumlah ASN dan OPD. Apresiasi ini tentu patut diapresiasi, meskipun masih banyak suara publik yang mempertanyakan kinerja aparatur yang dinilai lebih rajin dalam dokumentasi kegiatan ketimbang aksi nyata di lapangan.
Mengusung tema “Purwakarta Istimewa”—dalam pelayanan publik, infrastruktur, pendidikan, dan aspek lainnya—perayaan ini seakan menjadi panggung penghiburan tersendiri bagi birokrasi. Istimewa mungkin, tapi lebih pada penampilan panggung ketimbang performa sistem.
