“Kemendikdasmen bermimpi menjadikan 45 ribu sekolah melek AI dan koding. Masalahnya, di banyak kelas, colokan listrik saja masih rebutan, apalagi bicara robot pintar.”
LOCUSONLINE, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memasang target ambisius: 45 ribu sekolah di seluruh Indonesia bakal menerapkan program Pembelajaran Mendalam (PM), Kecerdasan Artifisial (AI), dan koding mulai 2025. Program ini diklaim sebagai tonggak awal revolusi pendidikan, meski di lapangan masih banyak guru pusing mengoperasikan aplikasi rapor digital.19/8
Direktur Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Gogot Suharwoto, menyebut program ini akan digulirkan ke sekolah-sekolah penerima BOS Kinerja maupun BOS reguler dengan jumlah siswa besar. “Mitra yang telah diundang diberi kesempatan untuk menyusun rencana tindak lanjut. Nantinya akan difasilitasi secara bertahap,” ujar Gogot lewat siaran pers, Senin (18/8/2025).
Kemendikdasmen menggandeng berbagai mitra mulai dari lembaga pendidikan Islam, Kristen, Katolik, hingga organisasi internasional seperti UNESCO dan UNICEF. Kolaborasi ini diklaim demi percepatan program prioritas, dari penguatan pendidikan karakter, digitalisasi pembelajaran, hingga koding.
Baca Juga : Paskibraka Garut Dikukuhkan: Tegak Lurus di Lapangan, Ekonomi Rakyat Masih Bengkok
Namun, di balik jargon “pendidikan bermutu untuk semua”, realitas di banyak sekolah justru kontras. Banyak ruang kelas masih berlubang atap, jaringan internet tersendat, dan perangkat komputer minim. Di sinilah letak ironi: target menguasai kecerdasan buatan bisa jadi masih harus berhadapan dengan kecerdasan “alamiah” yakni kesabaran siswa dan guru menghadapi fasilitas seadanya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”