“Rapat Banggar DPRD Purwakarta bukan hanya membahas anggaran, tetapi juga sukses menegaskan dua hal: sampah di pasar belum terangkut, dan sampah politik masih sulit diangkut keluar birokrasi.”
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Tumpukan sampah di pasar yang sering kali jadi pemandangan sehari-hari warga, akhirnya naik kasta: dibahas di meja rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Purwakarta bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Jumat (19/9/2025).
Anggota Banggar, Dulnasir, yang juga Wakil Ketua Komisi I DPRD dari Partai Demokrat, mengaku mendapat laporan sekaligus hasil survei lapangan. Menurutnya, jadwal pengangkutan sampah yang hanya dua kali seminggu Senin dan Kamis jelas tidak cukup.
“Coba ditambah jadi tiga kali seminggu, biar pasar tidak terus-menerus seperti pameran sampah terbuka,” usul Dulnasir dalam rapat.
Usulan ini mendapat dukungan anggota Banggar lain. Salah satunya, H. Elan Sofiyan, S.M, yang menilai sampah berceceran di pasar bukan lagi sekadar masalah estetika, melainkan cermin tata kelola yang compang-camping.
“Saya berharap bila ada pergantian pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta, tolong tempatkan orang sesuai kompetensinya. Jangan sampai sampah menumpuk karena pejabatnya salah tempat,” kritik Elan.
Dalam rapat, Dinas Lingkungan Hidup memaparkan pagu anggaran tahun 2026. Namun, alih-alih fokus pada angka, para anggota dewan lebih banyak menyoroti fakta lapangan: sampah tetap bertebaran, meski anggaran sudah digelontorkan.
Baca Juga : Warga Jompo dan Disabilitas Tersisih Gara-Gara Data Statistik, DPRD Purwakarta Semprot Dinsos
Suasana rapat makin hidup ketika Hj. Nina Herlina, Wakil Ketua TAPD sekaligus Kepala BKAD, ikut terseret dalam bisik-bisik anggota dewan. Seorang peserta rapat yang meminta identitasnya tidak ditulis menyindir bahwa posisi Nina lebih karena “kedekatan dengan pimpinan” ketimbang urusan kinerja.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”